Sejenak Pagi:
“(Yaitu) orang
yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu
masih berupa janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertaqwa”.(QS. 53:32)
Ayat Alloh SWT di atas menyadarkan kita akan kelemahan dan kenistaan kita sebagai manusia yang sering kali berbuat kekhilafan.
Bahwa seandainya pun terhindar dari dosa-dosa besar, kita pasti tak akan luput dari dosa-dosa kecil.
Bahwa seandainya pun terhindar dari dosa-dosa besar, kita pasti tak akan luput dari dosa-dosa kecil.
Alloh menegaskan bahwa kita jangan merasa dan mengklaim diri suci,
karena Alloh sajalah yang paling mengetahui siapa yang bertaqwa dan yang
tidak. Sementara Alloh juga tahu siapa diri kita sejak dari awal
penciptaan, ketika masih berupa janin di rahim ibu kita, hingga kita
dewasa.
Namun, Ia juga mengingatkan kita tentang ampunan-Nya yang luas.
Namun, Ia juga mengingatkan kita tentang ampunan-Nya yang luas.
Muhasabah atau menghisab, menghitung atau mengkalkulasi diri adalah
satu upaya bersiap siaga menghadapi dan mengantisipasi yaumal hisab
(hari perhitungan) yang sangat dahsyat di akhirat kelak.
Alloh
berfirman “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan
hendaklah setiap diri, memperhatikan bekal apa yang dipersiapkannya
untuk hari esok (kiamat). Bertaqwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. 59:18).
Persiapan yang dimaksud tentu saja membekali diri dengan takwa, karena itulah bekal manusia yang paling baik di sisi Alloh.
Umar ra pernah mengucapkan kata-katanya yang sangat terkenal: “Haasibu anfusakum qabla antuhasabu” (Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab). Alloh juga menyuruh kita bergegas untuk mendapat ampunan-Nya dan surga-Nya yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya bagi orang-orang yang bertaqwa”.
(QS 3:133)
Umar ra pernah mengucapkan kata-katanya yang sangat terkenal: “Haasibu anfusakum qabla antuhasabu” (Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab). Alloh juga menyuruh kita bergegas untuk mendapat ampunan-Nya dan surga-Nya yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya bagi orang-orang yang bertaqwa”.
(QS 3:133)
Begitu pentingnya
kita melakukan muhasabah secara berkala, karena segala perkataan dan
perbuatan kita dicatat dengan cermat oleh malaikat Raqib dan Atid dan
akan dimintakan pertanggung jawabannya kelak di hadapan Allah ( QS.
50:17-18).
Setiap kebaikan sekecil apapun juga akan dicatat dan
diberi ganjaran dan keburukan sekecil apapun juga akan dicatat dan
diberi balasan berupa azab-Nya (QS. 99:7-8).
Bila mengingat
dahsyatnya hari penghisaban, perhitungan dan pembalasan, wajar sajalah
jika kita harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri sesegera, sedini
dan sebaik mungkin. Dalam QS. 80:34-37, tergambar kedahsyatan hari itu
ketika semua orang berlarian dari saudara, kerabat, sahabat, ibu dan
bapaknya serta sibuk memikirkan nasibnya sendiri. Hari di mana semua
manusia pandangannya membelalak ketakutan, bulan meredup cahayanya,
matahari dan bulan dikumpulkan, manusia berkata: “Ke mana tempat lari?
Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung. Hanya kepada Tuhanmu
saja pada hari itu tempat kembali”.
(QS. 75:7-12).
(QS. 75:7-12).
Robbana Taqobbal Minna.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.
Semoga Bermanfaat.
Posting Komentar