Oleh Ustadz Novel Bin Muhammad Alaydrus,
Pengasuh Majelis Ilmu Dan Dzikir AR-RAUDHAH, Solo
Pengasuh Majelis Ilmu Dan Dzikir AR-RAUDHAH, Solo
Suatu hari Kisrâ (Julukan raja-raja Persi ) Anû Syarwân berjalan
melewati seorang pria lanjut usia yang sedang menanam pohon kurma. Ia
pun bertanya kepadanya:
“Untuk apa engkau menanam pohon kurma itu, sedangkan usiamu sudah
cukup tua. Bukankah kemungkinan besar engkau tidak akan menikmati
buahnya?”
“Orang-orang yang telah meninggal dunia yang menanam kurma dan saat
ini kita yang menikmati buahnya. Kini aku pun menanam pohon kurma ini
dengan harapan agar orang-orang sepeninggalku nanti dapat menikmati
hasilnya,” jawab lelaki tua itu.
Anû Syarwân lalu memberinya hadiah uang tunai sebesar empat ribu dirham. Ketika menerima hadiah tersebut, lelaki itu berkata:
“Biasanya pohon kurma baru akan berbuah setelah berusia sepuluh
tahun, akan tetapi, pohon yang satu ini baru ditanam langsung membuahkan
hasil untukku.”
Anû Syarwân kembali memberinya empat ribu dirham sembari berkata,
“Lelaki ini seorang yang bijak.” Ketika menerima uang tersebut, kakek
tersebut kembali berkata, “Biasanya, dalam setahun pohon kurma berbuah
hanya sekali, sedangkan pohon kurmaku ini, dalam sehari telah membuahkan
hasil untukku sebanyak dua kali.”
Anû Syarwân kembali memberinya empat ribu dirham sembari berkata
kepada bendaharanya, “Mari segera kita tinggalkan tempat ini, sebelum
lelaki ini menghabiskan harta kita.”
(Dikutip dari Habîb ‘Ahmad bin Hasan bin ‘Abdullâh Bin ‘Alwî bin
Muhammad bin Ahmad Al-Haddâd, Tatsbîtul Fuâd, juz.1.hal.110-111.)
Hikmah Di Balik Kisah
Bekerja mencari rezeki yang halal merupakan sebuah perbuatan yang
mulia, hanya saja ia akan menjadi semakin mulia dan berbobot jika
disertai dengan niat-niat yang mulia. Habib ‘Abdullâh Bin ‘Alwî
Al-Haddâd dalam salah satu nasihatnya berkata:
Seseorang hendaknya bekerja dengan niat untuk memberikan manfaat
kepada dirinya, kepada orang lain dan kepada semua orang yang akan lahir
sepeninggalnya kelak. Sesungguhnya sebagian besar orang di zaman ini
pun hidup dengan harta peninggalan orang-orang terdahulu dan tinggal di
rumah-rumah mereka.
Sudahkah kita bekerja dengan niat untuk memberikan manfaat kepada
orang banyak, kepada generasi setelah kita, kepada anak cucu kita……?
Posting Komentar