Nikmat Yang Harus Disyukuri | Al-Habib Novel bin Muhammad Alaydrus


Ucapan syukur, itulah yang seharusnya kita selalu ucapkan atas nikmat-nikmat Allah yang telah Ia berikan kepada kita. Diantara nikmat-nikmat itu adalah nikmat untuk mencintai makhluk yang paling Allah cintai, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan orang-orang shalih, para auliya’, yang mengikuti jejak beliau, karena tidak kepada semua orang nikmat mencinta orang-orang pilihan ini diberikan. Orang-orang yang cinta kepada mereka, sesungguhnya telah tersirat dalam surat Fatihah yakni Shirotol Mustaqim. Kemudian, sebenarnya apa atau jalan siapa yang disebut “Sirotol mustaqim/ jalan yang lurus” ini?, 

mengapa tidak disebut “Shirotullah/Jalan Allah”?. Pertanyaan ini terjawab di bagian lain al-Qur’an, tentang bagaimana shirotol mustaqim ini, yaitu shirot/jalannya para nabi, shiddiqin, syuhada, shalihin yang sudah pasti mereka sesuai dengan bimbingan Allah. Maka siapapun yang mencintai orang yang mempunyai jalan lurus ini, maka sungguh ia telah turut berlaku pada jalan lurus tersebut. Maka dari itu, kita yang diberikan rasa cinta pada nabi, shiddiqin, syuhada, shalihin, sejatinya telah ditunjukkan shirotol mustaqim.
Karena rasa cinta ini merupakan sesuatu yang luar biasa, yang dapat membawa kita ke jalan yang lurus, apabila mencintai orang-orang yang berjalan diatasnya, maka janganlah sekali-kali menyepelekan rasa cinta ini. Mengapa demikian, karena seseorang akan dikumpulkan beserta orang yang dicintai. Jadi dapat dikatakan bahwa jika kita mencintai para nabi, dan orang-orang shalih, yang pasti mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi disisi Allah, maka hal itu juga berlaku bagi kita karena sebab cinta yang kita miliki atas mereka. Dikisahkan bahwa suatu hari, seorang ulama bermimpi bertemu nabi, dan minta hadits yang belum pernah disampaikan. Maka nabi berkata kepada ulama tersebut :
    1. Selama di mulutmu beraroma kopi, maka malaikat akan beristighfar untukmu.
    2. Jika seseorang memegang tasbih, maka dia tergolong ahli tasbih.
    3. Barang siapa mengunjungi waliyullah ketika hidup ataupun telah wafat, maka akan dicatat ibadah selama 70 tahun sampai tulangnya remuk. Mengapa demikian, karena orang yang berziarah kepada waliyullah ini berangkat dengan penuh rasa cinta, tawadlu, merendah diri kepada orang yangg lebih berilmu.
Perlu kita ketahui, sesungguhnya jika kita mengandalkan amal kita sebagai ‘tiket’ masuk surga, maka sangatlah tidak cukup. Kita semua tahu amal kita banyak yang buruk, sholat kita belum khusyu’, shodaqoh belum ikhlas, masih sering bermaksiat, orientasi keduniawian masih mendominasi pikiran kita. Maka tiada modal lain selain cinta kepada Allah, mencintai rasul dan para wali Allah. Karena seperti yang kita ketahui, para auliya adalah telah dijamin oleh Allah tidak akan mengalami ketakutan dan kesedihan baik di dunia maupun akhirat. ‘Himmah’ atau semangat inilah yang kelak dapat mengantar seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain bermodalkan cinta kepada orang-orang pilihan Allah seperti yang telah dijelaskan, untuk menggapai kesuksesan hidup kita di akhirat, kita juga perlu membangun kiat-kiat untuk menggapainya. Usaha kita untuk menggapai kesuksesan di akhirat harus di mulai dari sekarang dengan menginvestasikan segala sesuatu yang kita miliki untuk membangun akhirat kita. Banyak cara untuk itu, seperti dengan bershodaqoh, berdakwah, berjuang demi menegakkan agama Allah dengan harta, kekuatan dan kemampuan yang kita punyai. Diceritakan tentang ulama’ sepuh, Mbah Umar Syahid yang usianya 105 tahun menyatakan di usia beliau yang sudah lanjut tersebut masih berhimmah/bersemangat untuk berdakwah, menyebarkan kedamaian bagi ummat. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah selalu bersemangat dalam hal kebaikan, terutama dalam hal mendakwahkan agama Allah.

Disisi lain, kita juga diharuskan untuk menjalankan ajaran Islam secara kaffah/menyeluruh. Namun pada kenyataannya, banyak ajaran islam yang ditinggalkan oleh ummat islam sendiri, namun ummat lain di negara mayoritas kafir yang melakukannya, seperti menjaga kebersihan. Untuk itu, marilah kita meniatkan segala sesuatu untuk mensyiarkan dan mendakwahkan agama Allah.

Diantara salah satu cara untuk mendakwahkan agama Allah adalah dengan memeriahkan, dan menyemarakkan acara-acara yang dapat menumbuhkan rasa mahabbah dan mengingat kepada Allah. Salah satu contohnya adalah dengan menghadiri Majlis Riyadlul Jannah. Menurut pengamatan saya (Habib Novel) Majlis Riyadlul Jannah ini bisa Istiqomah, semakin besar dan berhasil adalah disebabkan beberapa faktor, yakni keberkahan orang tua khodimain majlis, keberkahan dari kitab Simthud Durar, keberkahan dari kelompok dhuafa’/orang-orang lemah. Dikatakan dalam suatu maqolah “Sesungguhnya pertolongan Allah itu melalui orang-orang lemah diantara kalian”. Dari sini dapat disimpulkan, jika kita ingin mendapatkan kesuksesan, marilah kita mencari keberkahan dari orang tua, mencari keberkahan dari auliya’allah, dan berbaur dengan kaum dluafa’, fuqara’ dan masakin. Bahkan kelak nanti di akhirat Rasul meminta untuk dikumpulkan dengan orang-orang miskin.

Kesimpulan dari mauidloh ini adalah marilah kita senantiasa untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan terutama nikmat mencintai orang-orang sholih, pilihan Allah, karena dengan mencintai mereka kelak kita akan dikumpulkan bersama mereka. Selain itu marilah kita pergunakan seluruh daya dan upaya, harta benda kita untuk didermakan di jalan Allah sebagai wasilah kita menggapai kehidupan akhirat yang lebih baik.

Wallahu a’lam bishshowab.

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates