Pengasuh Majelis Ilmu Dan Dzikir AR-RAUDHAH, Solo
Di dalam sebuah hadis marfû’, Mu’âdz bin Jabal ra berkata :
Tuntutlah ilmu, sebab menuntut ilmu karena Allâh adalah kebaikan,
usaha untuk mencari ilmu adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbîh,
membahasnya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah, menyampaikannya
kepada ahlinya adalah pendekatan diri kepada Allâh. Ilmu adalah teman
yang menghibur saat kesepian, sahabat ketika sendirian, petunjuk saat
senang maupun susah, wakil di hadapan teman-teman, pendamping ketika
bersama para sahabat dan mercusuar yang menerangi jalan menuju surga.
Dengan ilmu, Allâh memuliakan suatu kaum sehingga mereka menjadi suri
tauladan kebajikan dan pemberi petunjuk yang diteladani. Orang-orang
yang berilmu menjadi pemberi petunjuk kebajikan. Napak tilas mereka
selalu dicari dan segala perbuatan mereka diikuti.
Para Malaikat pun
ingin menghias mereka dan dengan sayapnya membelai mereka. Segala
sesuatu yang basah maupun kering ber-tasbîh untuk mereka, bahkan segala
jenis ikan, hewan laut, hewan buas, ternak darat, langit dan
bintang-bintang memintakan ampun bagi mereka.
Ilmu membuat hati yang
buta menjadi hidup, menyinari mata saat berada dalam kegelapan,
memperkuat tubuh ketika lemah dan menyampaikan seorang hamba kepada
kedudukan para abrâr dan derajat yang tinggi. Merenungkan ilmu dapat
disamakan dengan berpuasa (Sunnah) dan mempelajarinya dapat disamakan
dengan shalat (Sunnah). Dengannya Allâh ditaati, disembah, diesakan dan
ditakuti. Dengan ilmu, hubungan silaturahim dapat bersambung. Ilmu
adalah pemimpin dan amal adalah pengikutnya. Ilmu diberikan Allâh kepada
orang-orang yang berbahagia (su’adâ`) dan tidak diberikan kepada
orang-orang yang sengsara (asyqiyâ`).
Sumber
Posting Komentar