Oleh : Al Habib Husin bin Abu Bakar Ba'abud
Mari kita simak sepenggal kisah ketegasan dan keberanian sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq dalam membela agama Alloh swt.
Sebagai seorang muslim yang komitmen dengan prinsip amar am’ruf dan nahyi mungkar, Abu Bakar Ash-Shidiq bermaksud mengajar orang-orang yahudi untuk masuk Islam. Sebenarnya, para pendeta Yahudi tahu betul bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rosul Alloh. Tetapi para pendeta yahudi tidak mau mengakui kerasulan Muhammad, karena Nabi Muhammad bukan berasal dari golongan mereka. Sebaliknya, mereka membenci dan memusuhi Nabi Muhammad dan pengikutnya.
Pada suatu hari Abu Bakar pernah masuk ke tempat belajar kitab Taurat milik orang-orang Yahudi. Di ruangan tersebut banyak orang yang sedang berkumpul bersama seseorang yang disebut dengan Fanhash, salah satu ulama dari kalangan Yahudi. Ada juga salah seorang ahli ibadah kaum yahudi yang dikenal dengan nama Asyya’.
Sesampainya di dalam Abu Bakar berkata kepada Fanhash, “Celaka anda wahai Fanhash, bertakwalah kepada Alloh dan masuk islamlah! Demi Alloh, anda tahu bahwa Muhammad adalah Rosul Alloh. Dia datang kepada kalian dengan membawa kebenaran. Bahkan namanya tercantum di dalam kitab Taurat dan Injil.”
Fanhash berkata kepada Abu Bakar Ash-Shidiq, “Wahai Abu Bakar, demi Alloh kami sama sekali tidak faqir (butuh) kepada Alloh, tetapi Alloh lah yang faqir kepada kami. Kami tidak tunduk kepada-Nya tetapi Dialah yang tunduk kepada kami. Dialah yang membutuhkan kami. Seandainya Dia tidak membutuhkan kami, tentunya Dia tidak akan meminjam harta kami sebagaimana yang diyakini oleh sahabatmu (Yang dimaksud Fanhash adalah surat Al-Baqoroh ayat 245 - Barang siapa meminjamkan kepada ALLOH suatu pinjaman yang baik, maka Ia (ALLOH) melipatgandakan (pembayarannya) baginya beberapa lipat ganda yang banyak ; dan ALLOH itu memegang rizqi dan memberikan rizqi ; dan kepadaNyalah kamu di kembalikan-). Dia melarang kalian dari riba dan memberikannya kepada kami. Seandainya Dia tidak butuh kami, tentu Dia tidak memberikan riba kepada kami.”
Mendengar jawaban tersebut Abu Bakar Ash-Shidiq MARAH dan memukul wajah Fanhash dengan keras. Kemudian dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya bukan karena ikatan perjanjian yang ada antara kami dengan anda sungguh telah saya tebas kepala anda dengan pedang wahai musuh Alloh.”
Setelah itu Fanhash pergi menghadap Rosululloh dan berkata kepada beliau, “Wahai Muhammad, lihatlah apa yang telah diperbuat oleh shahabatmu terhadapku.”
Rosululloh bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shidiq, “Wahai Abu Bakar apa yang mendorongmu melakukan hal itu?”
Abu Bakar berkata, “Wahai Rosululloh, musuh Alloh ini telah mengucapkan sebuah perkataan yang besar. Dia beranggapan jika Alloh itu faqir sementera mereka adalah kaya. Maka ketika dia mengatakan hal itu aku pun marah karena Alloh atas perkataan tersebut. Kemudian saya pukul wajahnya”
Fanhash membantah pengakuan Abu Bakar tersebut, dia berkata, “Aku tidak mengatakan hal itu.”
Kemudian Alloh menurunkan firman-Nya membantah perkataan Fanhash dan membenarkan Abu Bakar Ash-Shidiq. Alloh berfirman, “Sesungguhnya Alloh telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Alloh miskin dan kami kaya’. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), ‘Rasakanlah olehmu azab yang membakar’.” (QS. Ali-Imran : 181)
Kemudian turun ayat lain tentang Abu Bakar Ash-Shidiq dan kemarahannya. Alloh berfirman, “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Alloh, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran : 186)
Demikian secuil kisah tentang keberanian dan ketegasan Abu Bakar terhadap orang yang berani menghina Alloh dan Rosul-Nya di hadapannya.
Sumber: Tafsir Al-Qurthubi dan Ibnu Katsir Surat Ali-Imran : 181
Mari kita simak sepenggal kisah ketegasan dan keberanian sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq dalam membela agama Alloh swt.
Sebagai seorang muslim yang komitmen dengan prinsip amar am’ruf dan nahyi mungkar, Abu Bakar Ash-Shidiq bermaksud mengajar orang-orang yahudi untuk masuk Islam. Sebenarnya, para pendeta Yahudi tahu betul bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rosul Alloh. Tetapi para pendeta yahudi tidak mau mengakui kerasulan Muhammad, karena Nabi Muhammad bukan berasal dari golongan mereka. Sebaliknya, mereka membenci dan memusuhi Nabi Muhammad dan pengikutnya.
Pada suatu hari Abu Bakar pernah masuk ke tempat belajar kitab Taurat milik orang-orang Yahudi. Di ruangan tersebut banyak orang yang sedang berkumpul bersama seseorang yang disebut dengan Fanhash, salah satu ulama dari kalangan Yahudi. Ada juga salah seorang ahli ibadah kaum yahudi yang dikenal dengan nama Asyya’.
Sesampainya di dalam Abu Bakar berkata kepada Fanhash, “Celaka anda wahai Fanhash, bertakwalah kepada Alloh dan masuk islamlah! Demi Alloh, anda tahu bahwa Muhammad adalah Rosul Alloh. Dia datang kepada kalian dengan membawa kebenaran. Bahkan namanya tercantum di dalam kitab Taurat dan Injil.”
Fanhash berkata kepada Abu Bakar Ash-Shidiq, “Wahai Abu Bakar, demi Alloh kami sama sekali tidak faqir (butuh) kepada Alloh, tetapi Alloh lah yang faqir kepada kami. Kami tidak tunduk kepada-Nya tetapi Dialah yang tunduk kepada kami. Dialah yang membutuhkan kami. Seandainya Dia tidak membutuhkan kami, tentunya Dia tidak akan meminjam harta kami sebagaimana yang diyakini oleh sahabatmu (Yang dimaksud Fanhash adalah surat Al-Baqoroh ayat 245 - Barang siapa meminjamkan kepada ALLOH suatu pinjaman yang baik, maka Ia (ALLOH) melipatgandakan (pembayarannya) baginya beberapa lipat ganda yang banyak ; dan ALLOH itu memegang rizqi dan memberikan rizqi ; dan kepadaNyalah kamu di kembalikan-). Dia melarang kalian dari riba dan memberikannya kepada kami. Seandainya Dia tidak butuh kami, tentu Dia tidak memberikan riba kepada kami.”
Mendengar jawaban tersebut Abu Bakar Ash-Shidiq MARAH dan memukul wajah Fanhash dengan keras. Kemudian dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya bukan karena ikatan perjanjian yang ada antara kami dengan anda sungguh telah saya tebas kepala anda dengan pedang wahai musuh Alloh.”
Setelah itu Fanhash pergi menghadap Rosululloh dan berkata kepada beliau, “Wahai Muhammad, lihatlah apa yang telah diperbuat oleh shahabatmu terhadapku.”
Rosululloh bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shidiq, “Wahai Abu Bakar apa yang mendorongmu melakukan hal itu?”
Abu Bakar berkata, “Wahai Rosululloh, musuh Alloh ini telah mengucapkan sebuah perkataan yang besar. Dia beranggapan jika Alloh itu faqir sementera mereka adalah kaya. Maka ketika dia mengatakan hal itu aku pun marah karena Alloh atas perkataan tersebut. Kemudian saya pukul wajahnya”
Fanhash membantah pengakuan Abu Bakar tersebut, dia berkata, “Aku tidak mengatakan hal itu.”
Kemudian Alloh menurunkan firman-Nya membantah perkataan Fanhash dan membenarkan Abu Bakar Ash-Shidiq. Alloh berfirman, “Sesungguhnya Alloh telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Alloh miskin dan kami kaya’. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), ‘Rasakanlah olehmu azab yang membakar’.” (QS. Ali-Imran : 181)
Kemudian turun ayat lain tentang Abu Bakar Ash-Shidiq dan kemarahannya. Alloh berfirman, “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Alloh, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran : 186)
Demikian secuil kisah tentang keberanian dan ketegasan Abu Bakar terhadap orang yang berani menghina Alloh dan Rosul-Nya di hadapannya.
Sumber: Tafsir Al-Qurthubi dan Ibnu Katsir Surat Ali-Imran : 181
Posting Komentar